Darah merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam hidup manusia. Darah merupakan campuran dari beberapa komponen plasma dan sel-sel yang menyatu dan memiliki fungsi yang sangat vital dalam kelangsungan hidup. Salah satunya, darah berfungsi sebagai alat transportasi. Darah membawa seluruh zat dan material yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melangsungkan proses metabolisme dan proses pertahanan tubuh dari infeksi bakteri dan virus.
Darah dipompa oleh ventrikel kanan menuju paru, untuk selanjutnya terjadi proses difusi di dalam alveolus. Oksigen (O2) yang dihirup saat inspirasi berdifusi dengan karbon dioksida (CO2), sisa dari proses metabolisme tubuh untuk selanjutnya karbon dioksida (CO2) dikeluarkan dari paru melalui proses ekspirasi pernafasan.
Di dalam darah, oksigen akan berikatan dengan salah satu komponen penyusun darah, yaitu hemoglobin (Hb). Selanjutnya, darah akan kembali ke atrium kiri, dan kemudian masuk ke ventrikel kiri. Jantung, melalui ventrikel kiri, akan memompakan darah melalui aorta dan seterusnya darah didistribusikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah arteri. Darah membawa material dan zat yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh untuk melangsungkan proses metabolisme, dimana proses metabolisme ini akan menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup dari sel-sel penyusun organ tubuh. Sisa dari metabolisme akan dibawa kembali oleh darah untuk disekresikan melalui beberapa organ seperti paru, ginjal dan sebagainya.
Darah juga berfungsi sebagai media defense alami tubuh terhadap proses infeksi baik virus atau bakteri. Melalui leukosit, tubuh akan mempertahankan diri dari serangan infeksi bakteri. Leukosit akan menghasilkan antibody untuk melawan antigen yang dihasilkan oleh zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Darah akan mendistribusikan “pasukan pertahanan” menuju organ yang menjadi vocal infeksi.
Melihat begitu kompleksnya fungsi darah dalam tubuh manusia, maka keberadaan darah menjadi sangat penting. Kehilangan darah apa pun penyebabnya, akan berdampak negatif dan bisa memberi ancaman yang serius terhadap keberlangsungan hidup seseorang.
Transfusi darah merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan salah satu atau lebih komponen darah. Melalui proses transfusi ini, darah dari pendonor akan diberikan kepada yang membutuhkan.
Menurut standar World Health Organitation (WHO) jumlah kebutuhan minimal darah di suatu negara adalah 2% jumlah penduduk. Indonesia dengan jumlah populasi penduduk lebih dari 270juta jiwa, maka kebutuhan darah sesuai standar WHO adalah sekitar 5,1 juta kantong darah pertahun, sedangkan produksi darah dan komponennya saat ini sebanyak 4,1 juta kantong dari 3,4 juta donasi. Dari jumlah darah yang tersedia, 90% di antaranya berasal dari donasi sukarela.
Adapun syarat untuk melakukan donor darah adalah berusia antara 17-60 tahun dan selama kondisi kesehatannya memenuhi syarat. Syarat-syarat tersebut antara lain:
Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dengan menjadi pendonor darah. Salah satunya adalah menurunkan resiko penyakit cardiovaskuler. Penyakit cardiovaskuler adalah kelompok penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah seperti stroke, penyakit jantung coroner, hipertensi, dan sebagainya. Hal ini berkaitan dengan penimbunan zat besi dalam darah. Tingginya zat besi dalam darah akan meningkatkan proses oksidasi kandungan lipid yang ada di dalam darah yang akan menghasilkan penumpukan plaque pada dinding vaskuler. Penumpukan plaque ini akan menjadi hambatan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas aliran didalam vaskuler. Sumbatan plaque yang terjadi pada koroner akan menyebabkan penyakit jantung koroner. Sumbatan plaque di otak akan menyebabkan stroke.
Menurut American Journal of Epidemiology, kegiatan donor darah dapat menurunkan risiko penyakit jantung sebesar 33% dan serangan jantung sebesar 88%. American Medical Association mengatakan dengan mendonorkan darah setiap 6 bulan sekali dapat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke pada usia 43-61 tahun.
Dengan menjadi pendonor, tubuh akan menjadi lebih sehat. Darah pendonor yang diambil sebanyak kurang lebih 400-450cc setiap kali melakukan donor. Hal ini akan merangsang tubuh dalam membentuk sel-sel darah yang baru. Sehingga akan terjadi regenerasi dari sel-sel darah di dalam tubuh.
Donor darah juga dapat menurunkan risiko penyakit kanker. Hal Ini berkaitan dengan kemampuan donor dalam menjaga kadar zat besi agar tetap berada pada batas normal dalam darah. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam “Journal of the National Cancer Institute Volume 100”, orang-orang yang rutin donor darah mengalami penurunan risiko beberapa jenis kanker seperti kanker hati, usus besar, paru, esofagus, dan perut.
Tak hanya itu, dalam “Journal of the National Basic and Clinical Physiology and Pharmacology” disebut bahwa mendonorkan darah dapat menurunkan penanda inflamasi dan meningkatkan kekuatan antioksidan.
Menjadi pendonor juga memiliki dampak yang positif terhadap kesehatan psikis. Dengan membantu sesama, akan menjadikan hidup kita lebih bermanfaat. Donor darah merupakan salah satu dari wujud sifat sosial dan menjadi bentuk dari sifat kepedulian manusia terhadap sesamanya. Darah yang kita donorkan akan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan. -DPP-
Artikel Kesehatan ini ditulis oleh dr. Dian Pratama Putra, Dokter Umum RSU Harapan Ibu Purbalingga.
About the Author