Yearly Archives:2023

ByRSU Harapan Ibu

Atasi Bau Mulut

Bau mulut yang tidak sedap atau halitosis adalah masalah umum yang dialami oleh banyak orang. Namun, banyak orang mengabaikan masalah ini dan tidak menyadari bahwa bau mulut yang terus-menerus bisa menjadi tanda masalah kesehatan gigi yang serius. Menurut jurnal kesehatan, setidaknya ada satu penderita bau mulut untuk setiap empat orang.

Penyebab utama bau mulut diantaranya :

  • Gigi berlubang,
  • Karang gigi,
  • Infeksi gigi

Bakteri yang hidup di dalam mulut memecah sisa makanan yang tertinggal di gigi dan gusi serta melepaskan gas berbau tidak  sedap. Penyebab bau mulut lainnya yaitu:

  • Tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut,
  • Penyakit gusi,
  • Mulut kering,
  • Merokok,
  • Konsumsi alkohol dan penyakit

Penting bagi kita untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi setidaknya dua kali sehari, membersihkan lidah, dan menggunakan benang gigi, berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat kumur sesuai anjuran dokter bisa membantu mengurangi risiko bau mulut. Selain itu, melakukan pemeriksaan gigi secara rutin ke dokter gigi bisa membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah kesehatan gigi sebelum menjadi lebih serius. Oleh karena itu, periksa gigi ke dokter gigi setidaknya dua kali dalam setahun dan mengikuti saran serta anjuran dari dokter gigi untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Referensi:
Wu J, Cannon RD, Ji P, Farella M, Mei L. Halitosis: prevalence, risk factors, sources, measurement and treatment – a review of the literature. Australian Dental Journal 2020;65:4-11

Artikel Kesehatan ini ditulis oleh drg. Rosita Metasari, Dokter Gigi (Umum) RSU Harapan Ibu Purbalingga.

ByRSU Harapan Ibu

Keputihan karena Stress, Serta cara Mengatasinya

Keputihan merupakan masalah yang sering terjadi dan cukup mengganggu bagi sebagian besar wanita dewasa dan remaja perempuan. Selain itu, keputihan juga bisa terjadi pada bayi baru lahir. Terkadang, keputihan pada bayi baru lahir juga disertai dengan sedikit darah. Hal ini terjadi ketika bayi terlalu banyak terpapar oleh hormon ibu saat masih di dalam kandungan. Namun, keputihan ini umumnya akan menghilang setelah bayi berusia 2 minggu.

Pada sebagian besar kasus mengalami keputihan fisiologis atau normal, dan sebagian kecilnya mengalami keputihan abnormal. Keputihan terjadi saat keluarnya cairan atau lendir dari vagina dan leher rahim. Sebenarnya, cairan atau lendir ini dikeluarkan secara alami oleh tubuh menjaga vagina tetap bersih dan lembab, serta melindunginya dari infeksi.

Keputihan adalah kondisi normal yang terjadi setiap bulan. akan muncul saat menjelang menstruasi atau sesudah menstruasi dan masa subur.  Warna keputihan yang normal adalah jernih dan transparan, atau bisa cair seperti air dan lengket, serta tidak berbau.

Munculnya keputihan sangat dipengaruhi oleh sistem hormonal, atau tergantung pada siklus bulanan. Selain itu, kondisi lain seperti hamil, menyusui, terangsang secara seksual, memakai pil KB, masa ovulasi, dan kondisi psikis seperti stres bisa membuat cairan keputihan keluar lebih banyak.

Stres sering dikatakan sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya keputihan. Saat ini belum ada studi klinis yang membuktikan bahwa stres merupakan penyebab langsung infeksi bakteri penyebab keputihan. Tetapi kondisi stres dapat memicu ketidakseimbangan hormon, memicu penurunan imunitas tubuh, hingga peningkatan kadar gula dalam darah (karena meningkatnya hormone stress kortisol) yang kemudian dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi vagina penyebab keputihan.

Sementara keputihan abnormal umumnya terjadi akibat infeksi oleh bakteri, virus, jamur atau parasit. Penyebab keputihan dari infeksi tidak menular misalnya akibat vaginosis bakterialis dan candidiasis. Sementara itu, keputihan dari infeksi menular umumnya disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS), seperti chlamydia, trikomoniasis, dan gonore. Selain infeksi, keputihan juga bisa menjadi tanda kanker pada rahim atau leher rahim (serviks). Jika keputihan sudah dalam kondisi yang tidak wajar, akan ditandai oleh beberapa hal seperti:

  • Menimbulkan rasa gatal dan atau terbakar di dalam vagina dan sekitar bibir vagina bagian luar.
  • Cairan berwarna abu-abu, merah/ kecoklatan, kuning atau hijau
  • Konsistensinya lebih kental
  • Mengeluarkan bau tidak sedap

Segera temui Dokter apabila anda mengalami keputihan yang tidak biasa dengan disertai gejala tertentu seperti nyeri perut/ nyeri area panggul, demam, kelelahan, peningkatan buang air kecil, hingga berat badan turun secara tiba-tiba.  Salah satu penyakit yang ditandai oleh keputihan yang abnormal adalah kanker serviks.

Berikut ini beberapa penyebabnya munculnya keputihan yang abnormal:

  • Kurang menjaga kebersihan vagina
  • Mengalami iritasi di dalam atau sekitar vagina
  • Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis (bukan katun), sehingga berkeringat dan memudahkan timbulnya jamur
  • Membilas vagina dari arah anus ke arah depan vagina
  • Tidak menjalani pola hidup sehat
  • Berhubungan seksual dengan sering berganti pasangan dan tanpa kondom
  • Menderita penyakit tertentu seperti : kanker serviks, diabetes, infeksi menular seksual dari klamidia atau gonore
  • Mengonsumsi pil KB dan obat kortikosteroid.
  • Terlalu sering memakai sabun atau lotion beraroma, mandi busa, dan membersihkan vagina dengan semprotan air.

Selain mengatasi penyebab infeksi, Anda juga perlu mengambil Tindakan untuk meredakan stress, beberapa Teknik berikut dapat membantu mengurangi stress yang dapat anda lakukan :

  • Berolahraga
  • Melakukan meditasi
  • Mengurangi beban berlebihan secara fisik dan mental, misalnya karena tanggung jawab pekerjaan
  • Istirahat/ tidur yang cukup
  • Menjalankan anjuran Dokter dan terapi yang diperlukan

Sebagai pencegahan atau mempercepat proses penyembuhan infeksi penyebab keputihan, anda dapat melakukan beberapa tips berikut :

  • Menjaga kebersihan vagina dengan mencuci menggunakan air hangat, jangan gunakan sabun kewanitaan di area vagina karena bisa memicu iritasi
  • Bersihkan area vagina dari arah depan ke belakang setelah buang air kecil atau besar dan berhubungan seks, untuk mencegah bakteri dari dubur masuk ke dalam vagina
  • Kenakan celana dalam katun yang bisa menyerap keringat sehingga sirkulasi bisa berlangsung maksimal
  • Kurangi asupan gula untuk mencegah kadar gula darah
  • Kenakan pantyliner apabila keluar keputihan yang banyak agar tetap kering dan menjaga kebersihan celana dalam
  • Jaga kebersihan vagina selama menstruasi dengan mengganti pembalut setidaknya setiap 3–5 jam sekali

    Artikel Kesehatan ini ditulis oleh dr. Citra Dewi Nirmala Sari, Dokter Umum RSU Harapan Ibu Purbalingga.

ByRSU Harapan Ibu

Mari Kenali Gigi Bungsu Kita

APA ITU GIGI BUNGSU ?

Gigi bungsu merupakan gigi geraham ketiga yang mulai muncul pada saat usia 17 hingga 21 tahun. Akibat tumbuh paling terakhir, gigi bungsu sering tidak mendapatkan ruang untuk dapat tumbuh sempurna sehingga terjadi yang disebut dengan impaksi gigi bungsu. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ketidakcukupan ruang untuk tumbuh gigi bungsu disebabkan oleh pola makan manusia jaman sekarang yang cenderung memilih makanan lunak sehingga pertumbuhan rahang tidak maksimal. Terkadang gigi bungsu dapat tumbuh sesuai dengan alurnya, namun lebih sering tumbuh dengan posisi tidak normal. Gigi bungsu yang tidak tumbuh sesuai alur dapat berupa:

  • Tumbuh miring dengan mahkota gigi bungsu mengarah ke gigi di depannya. (Gambar A)
  • Tumbuh lurus ke atas atau ke bawah, namun tetap terjebak di dalam tulang rahang (tidak menembus gusi atau sebagian saja yang menembus gusi). (Gambar B)
  • Tumbuh miring dengan mahkota gigi bungsu menghadap ke sudut rahang. (Gambar C)

MASALAH APA YANG DITIMBULKAN OLEH GIGI BUNGSU ?

Gigi bungsu yang sedang tumbuh terkadang disertai rasa nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Tidak hanya saat gigi bungsu tumbuh, permasalahan dapat terjadi setelah periode pertumbuhan gigi bungsu selesai. Berikut adalah risiko permasalahan akibat impaksi gigi bungsu:

  • Penyakit gusi

Food impaction atau terjebaknya sisa makanan pada gusi di sekitar gigi bungsu sering terjadi akibat sulitnya pembersihan yang efektif. Sisa makanan ini dapat menjadi sumber infeksi sehingga menyebabkan gusi kemerahan, bengkak dan rasa nyeri pada gusi di sekitar gigi bungsu.

  • Karies gigi / gigi berlubang

Kesulitan pembersihan di area sekitar gigi bungsu meningkatkan risiko gigi berlubang, baik pada gigi bungsu itu sendiri maupun gigi geraham di depannya.

  • Wajah bengkak

Wajah bengkak biasanya diawali oleh peradangan gusi atau gigi berlubang yang dalam. Pembengkakan ini harus diwaspadai karena dapat meluas dengan cepat ke area leher dan dada sehingga menyebabkan kesulitan menelan, hambatan jalan napas dan kematian.

  • Kista

Gigi bungsu berkembang di dalam kantung yang disebut folikel gigi. Kantung tersebut dapat terisi oleh cairan sehingga membentuk kista rahang yang merusak tulang rahang, gigi dan saraf.

  • Tumor

Impaksi gigi bungsu yang terpendam di dalam tulang rahang dapat berkembang menjadi tumor rahang yang disebut ameloblastoma. Tumor rahang ini bersifat jinak, pembesaran yang lambat dan tidak menimbulkan rasa nyeri. Apabila dibiarkan, tumor rahang ini dapat menyebabkan kerusakan tulang rahang, gigi goyang dan wajah yang tidak simetris.

  • Sakit kepala

Sakit kepala dapat terjadi akibat tekanan pada ujung saraf oleh impaksi gigi bungsu atau infeksi di area gigi bungsu. Rasa sakit berawal dari sekitar gigi bungsu yang dapat menjalar ke kepala bagian atas dan belakang.

  • Sulit membuka mulut

Kesulitan membuka mulut lebar lebih dari 3,5 cm dikenal dengan istilah trismus. Kondisi trismus ini dapat terjadi akibat infeksi gigi bungsu yang berdekatan dengan otot pengunyahan. Pada kasus trismus, penderita akan kesulitan untuk berbicara, makan dan menelan.

BAGAIMANA PENANGANAN TEPAT GIGI BUNGSU ?

Gigi bungsu tidak selalu harus dicabut, terutama pada kasus gigi bungsu yang dapat tumbuh normal dengan ruang cukup pada lengkung rahang. Jika gigi bungsu mengalami impaksi, tetapi tidak menimbulkan nyeri atau gejala lain, artinya kondisi ini masuk ke dalam kategori asimtomatik atau tanpa gejala. Pencabutan gigi bungsu diperlukan apabila terjadi impaksi gigi bungsu. Sebagian besar ahli menyarankan pencabutan gigi bungsu untuk mencegah risiko masalah di masa depan.

Pencabutan pada kasus impaksi gigi bungsu tidak dapat dilakukan dengan pencabutan biasa, melainkan melalui operasi bedah gigi yang biasa dikenal dengan istilah odontektomi. Pada saat operasi odontektomi, akan dilakukan pembiusan dengan teknik khusus terlebih dahulu sehingga tidak akan terasa nyeri selama prosedur operasi. Operasi odontektomi biasanya dilakukan oleh dokter gigi khusus yang ahli dalam bedah gigi dan mulut yang disebut dengan dokter gigi spesialis bedah mulut dan maksilofasial.

PENCEGAHAN

Pemeriksaan gigi rutin perlu dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mendeteksi secara dini kemungkinan ada atau tidaknya impaksi gigi bungsu. Penting untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, yaitu dengan cara:

  • Menyikat gigi dua kali sehari pada pagi dan malam hari sebelum tidur
  • Menyikat gigi pada seluruh gigi mulai dari gigi depan hingga ke gigi geraham yang paling ujung belakang
  • Menggunakan sikat gigi dengan ujung kepala sikat yang kecil sehingga dapat menjangkau bagian ujung gigi
  • Menggunakan sikat gigi dengan bulu lembut
  • Rutin mengganti sikat gigi setiap tiga bulan
  • Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride

Artikel Kesehatan ini ditulis oleh drg. Andrianto Soeprapto, Sp.BM., Dokter Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial RSU Harapan Ibu Purbalingga.

ByRSU Harapan Ibu

PERINGATI HARI GIZI NASIONAL (HGN) Ke-63, RSU HARAPAN IBU GELAR PENYULUHAN KESEHATAN DI POSYANDU

Rabu (15/02) RSU Harapan Ibu Purbalingga menggelar Penyuluhan Kesehatan di Posyandu Ibu dan Anak Desa Kebutuh, Bukateja.

Penyuluhan Kesehatan dengan tema Protein Hewani Cegah Stunting ditujukan untuk Ibu dan Anak di Desa Kebutuh, Bukateja guna memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) Ke-63 sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran pentingnya protein hewani pada pertumbuhan anak guna mencegah stunting.

Rangkaian Kegiatan Penyuluhan Kesehatan diawali dengan pengukuran tinggi dan berat badan anak oleh bidan setempat. Materi Penyuluhan diampaikan oleh Kukuh Dwi Rahmawati, STR, Gz. Ahli Gizi RSU Harapan Ibu Purbalingga. Dilanjutkan dengan Demo pengolahan makanan bagi anak oleh Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Semarang.

ByRSU Harapan Ibu

Asupan Gizi Untuk Mencegah Stunting Pada Anak

Image by Freepik

Mengenal Stunting

Mengutip Kementerian Kesehatan RI, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang  disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tidak memadai. Karena itu, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dan memperhatikan kesehatan tumbuh kembangnya, agar anak tidak mengalami stunting. Stunting  adalah kondisi di mana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan standar untuk usianya yang diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih rendah dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan WHO.

Pemenuhan Gizi Anak

Pemenuhan gizi anak juga harus dilakukan sejak Si Kecil masih di dalam kandungan. Pemenuhan gizi, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, menjadi upaya pertama dalam menghindari stunting. Pemenuhan gizi tersebut meliputi gizi selama kehamilan dan masa kanak-kanak hingga usia dua tahun. Kesehatan ibu hamil dan anak juga harus dijaga dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga mengurangi kekerapan terjadinya infeksi pada ibu hamil dan masa kanak-kanak.

Pemantauan tumbuh-kembang  anak secara berkala juga perlu dilakukan, baik sejak dalam kandungan, setiap bulan setelah kelahiran hingga berusia dua tahun, kemudian 6–12 bulan setelah berusia dua tahun, agar dapat segera dideteksi bila terjadi keterlambatan pertumbuhan untuk diintervensi.

 Cegah Stunting dengan Gizi

Agar anak terbebas dari ancaman stunting, perlu memberikan berbagai makanan sehat kaya gizi untuk menunjang tumbuh kembang anak. Semua vitamin dan mineral tentu baik dan diperlukan tubuh anak, namun beberapa zat gizi di bawah ini adalah yang terpenting untuk mencegah anak mengalami stunting :

  1. Protein, Protein adalah nutrisi yang amat penting untuk anak stunting. Diperlukan untuk pertumbuhan, pembentukan massa otot, dan meningkatkan daya tahan tubuh,”, banyak anak di negara berkembang kekurangan protein berkualitas dan asam amino esensial dalam diet yang memiliki konsekuensi buruk bagi pertumbuhan dan penurunan stunting. Susu, telur ayam, dan daging ayam adalah contoh sumber protein dengan skor asam amino (SAA) paling tinggi. Artinya, 100 persen protein susu dan telur ayam, atau 80 persen protein daging ayam, dapat diserap dan digunakan oleh tubuh. Sedangkan protein daging sapi hanya dapat diserap sebanyak 69 persen
  1. Zat besi Zinc atau seng, merupakan salah satu jenis mineral penting yang sangat dibutuhkan tubuh. Bagaimana tidak, keberadaannya di dalam tubuh dapat membantu memperkuat imunitas,Contoh : Daging,tiram, kacang-kacangan,Legum,Telur ,Coklat ,Baya, jamur, kacang polong, kacang mete.
  1. Zinc Mineral, esensial ini berperan dalam aktivasi dan sintesis hormon pertumbuhan, menjaga kekebalan tubuh, sebagai antioksi dan, fungsi pengecapan, serta stabilisasi membran sel,”. Beberapa contoh makanan yang kaya akan zinc adalah daging sapi, daging ayam, telur ayam, udang, kepiting, almond, buncis, labu, wijen, kacang hijau, dan produk susu
  1. Kalsium dan vitamin D, Kalsium adalah komponen utama tulang, sementara vitamin D membantu proses metabolisme kalsium. Selain itu, kalsium pun dibutuhkan untuk sistem saraf, otot, dan jantung.
  1. Yodium Yodium, merupakan mineral yang  penting untuk pertumbuhan berat dan tinggi badan serta perkembangan kecerdasan otak. Balita yang mengalami kekurangan yodium akan memiliki intelligent quotient (IQ) yang lebih rendah dibandingkan balita yang cukup yodium.

Yodium adalah mineral yang dibutuhkan oleh kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid. Jika Anda kekurangan mineral ini, beberapa masalah kesehatan bisa terjadi. Salah satu cara untuk mencukupi kebutuhan mineral tersebut adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung yodium. Contoh makanan yang mengandung yodium : Rumput laut, Ikan kod, Udang,Tuna,Susu dan Buah Plum.

Tentang Penulis

Artikel Kesehatan ini ditulis oleh Laeli Subekti, AMG, Kepala Instalasi Gizi RSU Harapan Ibu Purbalingga.