Monthly Archives:March 2023

ByRSU Harapan Ibu

Keputihan karena Stress, Serta cara Mengatasinya

Keputihan merupakan masalah yang sering terjadi dan cukup mengganggu bagi sebagian besar wanita dewasa dan remaja perempuan. Selain itu, keputihan juga bisa terjadi pada bayi baru lahir. Terkadang, keputihan pada bayi baru lahir juga disertai dengan sedikit darah. Hal ini terjadi ketika bayi terlalu banyak terpapar oleh hormon ibu saat masih di dalam kandungan. Namun, keputihan ini umumnya akan menghilang setelah bayi berusia 2 minggu.

Pada sebagian besar kasus mengalami keputihan fisiologis atau normal, dan sebagian kecilnya mengalami keputihan abnormal. Keputihan terjadi saat keluarnya cairan atau lendir dari vagina dan leher rahim. Sebenarnya, cairan atau lendir ini dikeluarkan secara alami oleh tubuh menjaga vagina tetap bersih dan lembab, serta melindunginya dari infeksi.

Keputihan adalah kondisi normal yang terjadi setiap bulan. akan muncul saat menjelang menstruasi atau sesudah menstruasi dan masa subur.  Warna keputihan yang normal adalah jernih dan transparan, atau bisa cair seperti air dan lengket, serta tidak berbau.

Munculnya keputihan sangat dipengaruhi oleh sistem hormonal, atau tergantung pada siklus bulanan. Selain itu, kondisi lain seperti hamil, menyusui, terangsang secara seksual, memakai pil KB, masa ovulasi, dan kondisi psikis seperti stres bisa membuat cairan keputihan keluar lebih banyak.

Stres sering dikatakan sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya keputihan. Saat ini belum ada studi klinis yang membuktikan bahwa stres merupakan penyebab langsung infeksi bakteri penyebab keputihan. Tetapi kondisi stres dapat memicu ketidakseimbangan hormon, memicu penurunan imunitas tubuh, hingga peningkatan kadar gula dalam darah (karena meningkatnya hormone stress kortisol) yang kemudian dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi vagina penyebab keputihan.

Sementara keputihan abnormal umumnya terjadi akibat infeksi oleh bakteri, virus, jamur atau parasit. Penyebab keputihan dari infeksi tidak menular misalnya akibat vaginosis bakterialis dan candidiasis. Sementara itu, keputihan dari infeksi menular umumnya disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS), seperti chlamydia, trikomoniasis, dan gonore. Selain infeksi, keputihan juga bisa menjadi tanda kanker pada rahim atau leher rahim (serviks). Jika keputihan sudah dalam kondisi yang tidak wajar, akan ditandai oleh beberapa hal seperti:

  • Menimbulkan rasa gatal dan atau terbakar di dalam vagina dan sekitar bibir vagina bagian luar.
  • Cairan berwarna abu-abu, merah/ kecoklatan, kuning atau hijau
  • Konsistensinya lebih kental
  • Mengeluarkan bau tidak sedap

Segera temui Dokter apabila anda mengalami keputihan yang tidak biasa dengan disertai gejala tertentu seperti nyeri perut/ nyeri area panggul, demam, kelelahan, peningkatan buang air kecil, hingga berat badan turun secara tiba-tiba.  Salah satu penyakit yang ditandai oleh keputihan yang abnormal adalah kanker serviks.

Berikut ini beberapa penyebabnya munculnya keputihan yang abnormal:

  • Kurang menjaga kebersihan vagina
  • Mengalami iritasi di dalam atau sekitar vagina
  • Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis (bukan katun), sehingga berkeringat dan memudahkan timbulnya jamur
  • Membilas vagina dari arah anus ke arah depan vagina
  • Tidak menjalani pola hidup sehat
  • Berhubungan seksual dengan sering berganti pasangan dan tanpa kondom
  • Menderita penyakit tertentu seperti : kanker serviks, diabetes, infeksi menular seksual dari klamidia atau gonore
  • Mengonsumsi pil KB dan obat kortikosteroid.
  • Terlalu sering memakai sabun atau lotion beraroma, mandi busa, dan membersihkan vagina dengan semprotan air.

Selain mengatasi penyebab infeksi, Anda juga perlu mengambil Tindakan untuk meredakan stress, beberapa Teknik berikut dapat membantu mengurangi stress yang dapat anda lakukan :

  • Berolahraga
  • Melakukan meditasi
  • Mengurangi beban berlebihan secara fisik dan mental, misalnya karena tanggung jawab pekerjaan
  • Istirahat/ tidur yang cukup
  • Menjalankan anjuran Dokter dan terapi yang diperlukan

Sebagai pencegahan atau mempercepat proses penyembuhan infeksi penyebab keputihan, anda dapat melakukan beberapa tips berikut :

  • Menjaga kebersihan vagina dengan mencuci menggunakan air hangat, jangan gunakan sabun kewanitaan di area vagina karena bisa memicu iritasi
  • Bersihkan area vagina dari arah depan ke belakang setelah buang air kecil atau besar dan berhubungan seks, untuk mencegah bakteri dari dubur masuk ke dalam vagina
  • Kenakan celana dalam katun yang bisa menyerap keringat sehingga sirkulasi bisa berlangsung maksimal
  • Kurangi asupan gula untuk mencegah kadar gula darah
  • Kenakan pantyliner apabila keluar keputihan yang banyak agar tetap kering dan menjaga kebersihan celana dalam
  • Jaga kebersihan vagina selama menstruasi dengan mengganti pembalut setidaknya setiap 3–5 jam sekali

    Artikel Kesehatan ini ditulis oleh dr. Citra Dewi Nirmala Sari, Dokter Umum RSU Harapan Ibu Purbalingga.

ByRSU Harapan Ibu

Mari Kenali Gigi Bungsu Kita

APA ITU GIGI BUNGSU ?

Gigi bungsu merupakan gigi geraham ketiga yang mulai muncul pada saat usia 17 hingga 21 tahun. Akibat tumbuh paling terakhir, gigi bungsu sering tidak mendapatkan ruang untuk dapat tumbuh sempurna sehingga terjadi yang disebut dengan impaksi gigi bungsu. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ketidakcukupan ruang untuk tumbuh gigi bungsu disebabkan oleh pola makan manusia jaman sekarang yang cenderung memilih makanan lunak sehingga pertumbuhan rahang tidak maksimal. Terkadang gigi bungsu dapat tumbuh sesuai dengan alurnya, namun lebih sering tumbuh dengan posisi tidak normal. Gigi bungsu yang tidak tumbuh sesuai alur dapat berupa:

  • Tumbuh miring dengan mahkota gigi bungsu mengarah ke gigi di depannya. (Gambar A)
  • Tumbuh lurus ke atas atau ke bawah, namun tetap terjebak di dalam tulang rahang (tidak menembus gusi atau sebagian saja yang menembus gusi). (Gambar B)
  • Tumbuh miring dengan mahkota gigi bungsu menghadap ke sudut rahang. (Gambar C)

MASALAH APA YANG DITIMBULKAN OLEH GIGI BUNGSU ?

Gigi bungsu yang sedang tumbuh terkadang disertai rasa nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Tidak hanya saat gigi bungsu tumbuh, permasalahan dapat terjadi setelah periode pertumbuhan gigi bungsu selesai. Berikut adalah risiko permasalahan akibat impaksi gigi bungsu:

  • Penyakit gusi

Food impaction atau terjebaknya sisa makanan pada gusi di sekitar gigi bungsu sering terjadi akibat sulitnya pembersihan yang efektif. Sisa makanan ini dapat menjadi sumber infeksi sehingga menyebabkan gusi kemerahan, bengkak dan rasa nyeri pada gusi di sekitar gigi bungsu.

  • Karies gigi / gigi berlubang

Kesulitan pembersihan di area sekitar gigi bungsu meningkatkan risiko gigi berlubang, baik pada gigi bungsu itu sendiri maupun gigi geraham di depannya.

  • Wajah bengkak

Wajah bengkak biasanya diawali oleh peradangan gusi atau gigi berlubang yang dalam. Pembengkakan ini harus diwaspadai karena dapat meluas dengan cepat ke area leher dan dada sehingga menyebabkan kesulitan menelan, hambatan jalan napas dan kematian.

  • Kista

Gigi bungsu berkembang di dalam kantung yang disebut folikel gigi. Kantung tersebut dapat terisi oleh cairan sehingga membentuk kista rahang yang merusak tulang rahang, gigi dan saraf.

  • Tumor

Impaksi gigi bungsu yang terpendam di dalam tulang rahang dapat berkembang menjadi tumor rahang yang disebut ameloblastoma. Tumor rahang ini bersifat jinak, pembesaran yang lambat dan tidak menimbulkan rasa nyeri. Apabila dibiarkan, tumor rahang ini dapat menyebabkan kerusakan tulang rahang, gigi goyang dan wajah yang tidak simetris.

  • Sakit kepala

Sakit kepala dapat terjadi akibat tekanan pada ujung saraf oleh impaksi gigi bungsu atau infeksi di area gigi bungsu. Rasa sakit berawal dari sekitar gigi bungsu yang dapat menjalar ke kepala bagian atas dan belakang.

  • Sulit membuka mulut

Kesulitan membuka mulut lebar lebih dari 3,5 cm dikenal dengan istilah trismus. Kondisi trismus ini dapat terjadi akibat infeksi gigi bungsu yang berdekatan dengan otot pengunyahan. Pada kasus trismus, penderita akan kesulitan untuk berbicara, makan dan menelan.

BAGAIMANA PENANGANAN TEPAT GIGI BUNGSU ?

Gigi bungsu tidak selalu harus dicabut, terutama pada kasus gigi bungsu yang dapat tumbuh normal dengan ruang cukup pada lengkung rahang. Jika gigi bungsu mengalami impaksi, tetapi tidak menimbulkan nyeri atau gejala lain, artinya kondisi ini masuk ke dalam kategori asimtomatik atau tanpa gejala. Pencabutan gigi bungsu diperlukan apabila terjadi impaksi gigi bungsu. Sebagian besar ahli menyarankan pencabutan gigi bungsu untuk mencegah risiko masalah di masa depan.

Pencabutan pada kasus impaksi gigi bungsu tidak dapat dilakukan dengan pencabutan biasa, melainkan melalui operasi bedah gigi yang biasa dikenal dengan istilah odontektomi. Pada saat operasi odontektomi, akan dilakukan pembiusan dengan teknik khusus terlebih dahulu sehingga tidak akan terasa nyeri selama prosedur operasi. Operasi odontektomi biasanya dilakukan oleh dokter gigi khusus yang ahli dalam bedah gigi dan mulut yang disebut dengan dokter gigi spesialis bedah mulut dan maksilofasial.

PENCEGAHAN

Pemeriksaan gigi rutin perlu dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mendeteksi secara dini kemungkinan ada atau tidaknya impaksi gigi bungsu. Penting untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, yaitu dengan cara:

  • Menyikat gigi dua kali sehari pada pagi dan malam hari sebelum tidur
  • Menyikat gigi pada seluruh gigi mulai dari gigi depan hingga ke gigi geraham yang paling ujung belakang
  • Menggunakan sikat gigi dengan ujung kepala sikat yang kecil sehingga dapat menjangkau bagian ujung gigi
  • Menggunakan sikat gigi dengan bulu lembut
  • Rutin mengganti sikat gigi setiap tiga bulan
  • Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride

Artikel Kesehatan ini ditulis oleh drg. Andrianto Soeprapto, Sp.BM., Dokter Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial RSU Harapan Ibu Purbalingga.